Teknologi DMA Bantu Deteksi Kebocoran Air Pipa PDAM

Teknologi DMA Bantu Deteksi Kebocoran Air Pipa PDAM
Teknologi DMA Bantu Deteksi Kebocoran Air Pipa PDAM
Teknologi DMA Bantu Deteksi Kebocoran Air Pipa PDAM
Teknologi DMA Bantu Deteksi Kebocoran Air Pipa PDAM

Pemerintah terus berupaya mengurangi risiko kebocoran air pada pipa Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Salah satu upaya, melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Direktorat Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, Direktorat Jenderal (Ditjen) Cipta Karya, adalah memfasilitasi teknologi Distrik Meter Area (DMA).

Kebocoran air biasanya disebabkan oleh dua hal, yakni kebocoran secara teknis dan kebocoran secara nonteknis (komersial). Kebocoran teknis disebabkan oleh bocor pada pipa distribusi.

Sementara, kebocoran komersial disebabkan oleh pencurian air, warga menyambung langsung pipa jaringan rumah, kantor, instansi, atau hotel ke pipa distribusi tanpa melewati meter air yang digunakan sebagai alat ukur pemakaian air oleh PDAM. Kasus lainnya adalah mengakali meter air sehingga berputar lebih lambat atau tidak seperti yang seharusnya. 

Kebocoran air menjadi salah satu penyebab sebuah PDAM tidak sehat secara finansial. Berdasarkan berita yang dirilis, Palyja sebagai salah satu operator PAM Jaya bahkan pernah mengalami kerugian akibat kebocoran air mencapai Rp 400 miliar. 

Sejak 2016, untuk mengurangi resiko kebocoran air pipa PDAM dengan pembagian zona distribusi air minum, Kementerian PUPR memfasilitasi teknologi Distrik Meter Area (DMA). Dengan pembagian zona tersebut, diharapkan akan memudahkan dalam memantau indikasi kebocoran pada pipa. 

DMA adalah teknik untuk memantau kebocoran dengan  pemasangan meter induk pada titik yang strategis pada sistem distribusi. Setiap meter mencatat aliran yang masuk pada suatu wilayah yang kecil yang mempunyai batas-batas yang permanen. Sistem ini  bisa mengoptimalkan pelayanan dan produksi. 

Contoh penerapan DMA yang paling maju ada di kota Malang. Dimulai sejak tahun 2010 PDAM  Kota Malang berkomitmen kuat untuk serius mengembangkan proyek DMA. Hal tersebut bisa dilihat dari desain awal yang hanya 131, sekarang terealisasi  menjadi  142 DMA dan akan terus bertambah sesuai dengan kebutuhan. Hasil positif dari perkembangan DMA tersebut bisa dilihat dari data kebocoran dari 41% di tahun 2010 menjadi  menjadi 26,60% per September 2013. 

Artikel Lainnya  Akibat Krisis Air Bersih, Negara Rugi Sampai 554 Trilliun

Baca Juga : Warga Jakarta Menjerit Akibat Harga Air Selangit

Menurut keterangan PDAM Kota Malang, banyak manfaat yang diperoleh dari DMA, yaitu menurunkan angka kebocoran, menjaga pelayanan yang berkualitas, dan meningkatkan kuantitas serta mendukung program ZAMP (Zona Air Minum Prima).

Dengan tingkat kebocoran pipa air di Jakarta yang mencapai kurang lebih 40% sejak tahun 2010, tidak ada salahnya jika PDAM Jaya dan mitra operator menerapkan proyek DMA sesuai dengan anjuran Kementerian PUPR.