Fenomena Krisis Air Bersih di Indonesia dan Solusi untuk Mencegahnya

Air bersih merupakan air yang tidak mengandung kotoran atau sesuatu yang bisa mengubah rasa, warna dan aroma pada air. Air bersih juga bisa disebut sebagai air yang aman dikonsumsi dan dipakai untuk kegiatan sehari hari.

Air bersih sangat dibutuhkan untuk memenuhi berbagai keperluan. Kurangnya air bersih sangat merugikan masyarakat, karena mengganggu kehidupan sehari-hari.

Krisis air bersih masih sering terjadi di Indonesia. Contohnya, krisis air bersih di Kota Bandar Lampung. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bandar Lampung, mengatakan pada Jumat (25/8/2023), 7 kecamatan mengalami krisis air bersih.

Tujuh kecamatan tersebut masing-masing adalah Bumi Waras, Sukabumi Sukarman, Langkahnya, Kedamaian, Tanjungkarang, Pusat dan Kedaton.

Selain di Bandung Lampung, krisis air bersih juga banyak terjadi di Pulau Jawa, seperti misalnya, Jawa Timur, Jawa Tengah dan DKI Jakarta. Krisis air bersih yang terjadi tersebut dipicu oleh pencemaran yang menyebabkan air seolah terlihat melimpah namun tidak bisa dipergunakan untuk keperluan sehari-hari.

Pencemaran itu bisa disebabkan oleh sampah yang dibuang sembarangan, limbah industri yang dibuang tanpa diolah terlebih dahulu, tumpahnya minyak mentah di laut, hingga limbah deterjen yang dibuang ke sungai.

Krisis air yang terjadi memang sangat menyiksa masyarakat. Banyak yang mengalami gangguan kesehatan, seperti dehidrasi hingga penyakit kulit. Oleh sebab itu krisis air bersih harus dicegah, caranya dengan menjaga ketersediaan air bersih bagi masyarakat.

Menjaga ketersediaan bersih adalah tugas dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di seluruh Indonesia. Pemerintah daerah harus mendukung penuh PDAM dalam menjalankan tugasnya, termasuk pembangunan pipanisasi.

Artikel Lainnya  Krisis Air Bersih Terjadi, Apa Upaya yang Perlu Kita Lakukan?