AIRKAMI.ID, Tahun ini Jakarta ulang tahun yang ke-496, usia yang cukup tua bagi sebuah kota Metropolitan. Namun sayang, cakupan layanan air bersih perpipaan di Jakarta masih di kisaran 65 persen (alias belum semua warga Ibu Kota belum mendapatkan air bersih perpipaan).
Tentu saja, masyarakat Jakarta masih menaruh harapan besar terhadap Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta agar dapat memenuhi kebutuhan akan air bersih.
Masih minimnya air bersih di bagian utara Jakarta menjadikan sebagian orang melihat itu sebagai bentuk peluang usaha. Datang dari luar wilayah Jakarta sejak belasan tahun lalu, mereka akan menjajakan air bersih di kawasan Muara Angke.
Perputaran uang dalam bisnis air bersih ini berkisar Rp150 ribu dalam satu hari dengan satu gerobak saja. Pedagang air bersih keliling ini akan menjual air di masyarakat dengan harga Rp5 ribu dalam satu pikulnya, di dalam satu pikul berisikan dua jeriken.
Baca Juga: Cakupan Layanan Air Bersih Diperluas, Solusi Cegah Jakarta Tenggelam
Harapan masyarakat Jakarta pada ulang tahun kali ini supaya bisa menikmati aliran air bersih dari jaringan pipa, terungkap dalam Jajak Pendapat Kompas yang digelar pada 11-13 Oktober tahun lalu.
Sebagian besar responden (71,6 persen) menganggap Pemprov DKI Jakarta, dalam hal ini Perusahaan Air Minum (PAM) Jaya, bakal mampu mencapai target menjangkau seluruh wilayah Jakarta dengan saluran pipa air bersih pada 2030.
Baca Juga: Fakta Jakarta Alami Krisis Air Bersih
Harapan dan keyakinan warga Jakarta tersebut idealnya menjadi pemacu semangat bagi pemprov untuk secepatnya melakukan pembenahan terhadap tata kelola air perpipaan karena problem krisis air bersih di Jakarta masih belum tuntas.
Dalam usia yang hampir lima abad, Jakarta masih berusaha untuk meningkatkan cakupan layanan air bersih perpipaan. Semoga harapan warga untuk dapat menikmati akses air bersih dapat dipenuhi oleh PAM Jaya pada tahun 2030 nanti.
