Akses Air Bersih Rendah Tambah Beban Hidup Masyarakat Kota

Akses Air Bersih Rendah Tambah Beban Hidup Masyarakat Kota
Akses Air Bersih Rendah Tambah Beban Hidup Masyarakat Kota

Akses Air Bersih – Sumiyati adalah contoh nyata bagaimana tanpa adanya akses air pipa, warga akan menanggung beban hidup yang sangat berat untuk tinggal di perkotaan.

Warga asal Bandung yang bekerja sebagai buruh rumah tangga dengan gaji sebesar Rp 750 ribu per bulan ini, harus mengeluarkan sampai Rp 150 ribu/bulan hanya untuk membeli air. Jumlah yang tidak sedikit tentu untuk dibelanjakan demi memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari.

Sungguh miris jika membandingkan keberhasilan akses air bersih di negara kita dan negara lain. Beberapa kota di negara maju, seperti negara tetangga Singapura sudah mampu menyediakan air bersih siap minum di tempat publik.  Sementara di Indonesia, untuk air yang tidak siap minum pun warga harus mengeluarkan biaya lebih seperti yang dialami Sumiyati. 

Warga yang tidak memiliki akses air siap minum harus membeli air dengan harga mahal kepada pihak swasta. Hal ini lantaran cakupan layanan air pipa dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di berbagai kota di Indonesia masih rendah, hanya di kisaran 20-60 persen saja.

Padahal jika dihitung secara detail, harga air dari PDAM sesungguhnya cukup murah. Di perkotaan, seperti Bandung, tarif air untuk rumah tangga biasanya dalam kisaran Rp 1.000 sampai Rp 2.000 per meter kubik (1.000 liter) atau Rp 1 per liter.

Ini artinya, untuk memenuhi kebutuhan minum 2 liter per hari, satu orang pelanggan PDAM cukup membayar tarif Rp 2 per hari atau Rp 60 per bulan. Sayangnya, harga air yang murah itu hanya dinikmati oleh 50 persen populasi di Indonesia. Sementara sisanya harus membayar sangat mahal.

Jika Sumiyati memperoleh akses air PDAM, kebutuhan minimal 1.500 liter air bersih/bulan bagi keluarganya, dapat ditekan dari Rp 150 ribu jadi Rp 1.500 saja. Sehingga Sumiyati dapat menyisihkan uang Rp 148.500 dari anggaran air bersihnya untuk kebutuhan dasar lainnya, seperti membeli kebutuhan sembako. 

Dari gambaran di atas, tidak dapat dipungkiri bahwa pemerintah di setiap level bersama dengan PDAM setempat sudah saatnya memprioritaskan pembangunan jaringan air pipa untuk memenuhi kebutuhan warganya, agar mereka tidak perlu lagi mengeluarkan budget sampai ratusan ribu hanya untuk air bersih.