Akibat Hujan Belum Merata, 85 Ribu Lebih Warga Cirebon Kesulitan Air Bersih

Daerah perbatasan Jawa Barat-Jawa Tengah kini mulai diguyur hujan, meski belum merata. Namun sebanyak 85 ribu lebih warga di Kabupaten Cirebon masih mengalami kesulitan mendapatkan air bersih.

Menurut data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon, puluhan ribu warga Kabupaten Cirebon terdampak itu tersebar di 30 desa dari 17 wilayah kecamatan.

Desa tersebut antara lain adalah Sedong Lor, Slangit, Sampiran, Gempol, Karanganyar, Kelurahan Sumber, Desa Seseupan, Cilukrak, Babakan, Dawuan, Ciuyah, Beringin, dan Galagamba.

Selanjutnya, Cupang, Winduhaji, Sibubut, Muara, Karangwuni, Sedong Kidul, Windujaya, Panongan, Karanganyar, Kalitengah, Girinata, Mundu Pesisir, Dukuh.

Sub Koordinator Kebencanaan Ahli Muda BPBD Kabupaten Cirebon, Juwanda, pada hari Senin (20/11/2023), menjelaskan hujan yang mengguyur beberapa waktu terakhir ini belum mampu mengisi sumber-sumber air warga.

Menurut Juwanda, jumlah warga yang kesulitan air bersih masih terus bertambah. Bulan Oktober lalu, jumlah warga terdampak itu hanya sekitar 50.000 orang. Peningkatan jumlah warga terdampak diduga sebagai dampak fenomena El Nino.

BPBD Kabupaten Cirebon bakal terus melanjutkan distribusi bantuan air bersih, meski pada 31 Oktober lalu pemerintah daerah telah mencabut masa tanggap darurat bencana kekeringan.

Masyarakat di Kabupaten Cirebon dihimbau tidak perlu khawatir karena menurut prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada akhir November ini hujan bakal kembali mengguyur dengan intensitas dan frekuensi yang lebih tinggi.

Langkah-langkah antisipasi jika krisis air masih berlangsung tetap dilakukan, meski tanda-tanda hujan di Kabupaten Cirebon sudah mulai terlihat.

Saat musim hujan datang adalah saat yang tepat untuk mulai melakukan langkah-langkah pembenahan dan perbaikan sektor air bersih oleh PDAM, termasuk kemungkinan memperluas pipanisasi agar warga terhindar dari krisis air saat musim kemarau.