Krisis air bersih sudah menjadi ancaman bagi berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia. Berbagai tanda terjadinya krisis air bersih bahkan sudah mengemuka dalam beberapa tahun terakhir.
Pertama, yakni cadangan air mulai menyusut dan kualitasnya pun semakin menurun. Salah satu faktor penyebabnya adalah pencemaran.
Menurut hasil studi Asian Development Bank (ADB) tahun 2016, kurang lebih 110 ribu penduduk perkotaan di Indonesia membuang air limbah domestik setiap harinya. Namun hanya satu persen saja air limbah itu yang terkelola, sisanya sebesar 99 persen limbah dibuang begitu saja.
Contoh lain dari kualitas air semakin menurun yakni terjadi di Jakarta. 45 persen air tanah di Ibu Kota tercemar bakteri tinja, dengan persentase hampir 80 persen di antaranya mengandung bakteri E.coli. Bakteri ini tentu sangat berbahaya apabila masuk ke tubuh karena dapat menyebabkan penyakit tifus sampai hepatitis.
Kedua, kebutuhan air semakin meningkat di perkotaan dan ketersediaan air semakin menipis di pedesaan. Urbanisasi penduduk ke perkotaan mengakibatkan kebutuhan air di kota besar semakin tinggi.
Penelitian ADB juga mengungkapkan, permintaan air bersih di Indonesia akan meningkat dalam beberapa tahun ke depan. Tahun 2015, total kebutuhan air di perkotaan mencapai sekitar 205.000 liter per detik dan akan naik menjadi 283.000 liter per detik pada tahun 2030 mendatang.
Selain dua tanda di atas, terdapat satu alasan indonesia telah memasuki krisis air bersih, yakni penggunaan air tanah secara berlebihan. Persediaan air tanah apabila dipakai terus-menerus tentu bisa habis kapan saja, apalagi jika memasuki musim kemarau.
Baca Juga : 77 Juta Penduduk Indonesia Belum Memperoleh Akses Air Bersih
Melihat pentingnya kebutuhan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari, tentu masyarakat tidak bisa mengandalkan air tanah dengan berbagai alasan yang sudah dijelaskan sebelumnya.
Di sisi lain pemerintah sebagai pihak yang bertanggung jawab atas krisis air bersih, sudah saatnya memikirkan strategi jangka panjang untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat. Solusi yang diterapkan yaitu bisa dengan membangun jaringan pipa air bersih yang sampai ke setiap rumah.
Mengingat air pipa bisa terbebas dari pencemaran dan kualitasnya lebih terjamin dari air tanah, karena terdapat alat pendeteksi yang mengecek kualitas air yang disalurkan. Serta, masyarakat juga bisa terus mendapatkannya sekalipun musim kemarau tiba tanpa perlu mengantri bantuan air yang diberikan pemerintah.