Kota Sukabumi terancam mengalami krisis air bersih saat musim kemarau tahun ini. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi bersiap mengantisipasinya. Ada tiga kecamatan yang mempunyai potensi tinggi kekurangan air bersih.
Tiga kecamatan tersebut masing-masing adalah Baros, Cikole, dan Citamiang. Ketiga kecamatan itu mempunyai kawasan dengan permukiman padat, dan tentu saja memerlukan air bersih dalam jumlah yang lumayan tinggi.
Imran Wahyudi selaku Kepala Pelaksana BPBD Kota Sukabumi Imran Wardani mengungkapkan bahwa empat kecamatan lainnya, yakni Warudoyong, Gunungpuyuh, Cibeureum, dan Lembursitu belum tentu aman dari ancaman krisis air bersih.
Baca Juga: Ribuan Warga Karanganyar Terancam Krisis Air Bersih
Namun demikian, hasil pemantauan terakhir di lapangan dan juga data dari tahun-tahun sebelumnya, potensi tinggi terjadinya krisis air bersih ketika musim kemarau masih di tiga kecamatan.
Menurut data resmi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), puncak musim kemarau tahun ini diramalkan akan jatuh pada bulan Agustus 2022.
Menurut Imran Wardani, BPBD Kota Sukabumi sekarang ini masih menunggu surat keputusan (SK) dari Provinsi Jawa Barat perihal prediksi puncak musim kemarau tahun ini.
Berdasarkan pengalaman pada tahun-tahun sebelumnya, ketika memasuki musim kemarau di wilayah Kota Sukabumi, krisis air bersih masih bisa diatasi lantaran Kota Sukabumi tidak seperti daerah lain, yang mempunyai lahan pertanian yang cukup besar, yang memerlukan air untuk irigasi.
Sedangkan masalah di Kota Sukabumi yang harus diatasi adalah warga yang kekurangan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.
BPBD Kota Sukabumi harus aktif memantau situasi, jika sewaktu-waktu warga memerlukan bantuan dropping air bersih.