AIRKAMI.ID – Pulau Jawa dengan jumlah penduduk yang mencapai 151 juta jiwa kini terancam krisis air bersih.
Dalam Rancangan Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Bappenas tahun 2020-2024, kelangkaan air di Pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara diprediksi akan terus meningkat hingga tahun 2030.
Proporsi luas wilayah krisis air meningkat dari 6,0 persen pada tahun 2000 menjadi 9,6 persen pada tahun 2045. Kualitas air juga diperkirakan akan menurun signifikan.
Heru Santoso dari Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengatakan, Jawa diprediksi akan mengalami peningkatan defisit air sampai tahun 2070.
Baca Juga: Apa Sih Penyebab Jakarta Tenggelam?
Faktor terbesar pemicu krisis air di Pulau Jawa adalah perubahan iklim. Ada perubahan siklus air yang mendorong lebih banyak air yang menguap ke udara karena peningkatan temperatur akibat perubahan iklim. Kondisi inilah yang berpengaruh pada keseimbangan neraca air.
Keseimbangan neraca air pada akhirnya berpengaruh pada ketersediaan air karena kebutuhan air semakin meningkat akibat pertumbuhan penduduk serta perubahan tata guna lahan.
Air yang mestinya diserap masuk ke tanah dan bertahan lama di darat menjadi air limpasan yang langsung masuk ke saluran air ke sungai dan laut karena tanah menjadi lapisan kedap air akibat perubahan fungsi lahan.