“Potret Sedih Warga NTT Alami Krisis Air Bersih”
Berkat salah satu tulisan jurnalis media dari Jakarta, Fransiskus Pati Herin tentang krisis air bersih yang dialami oleh warga tempat ia berasal, akhirnya beberapa kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara menerima bantuan pembangunan sumur bor. Adanya sumur bor ini mengakhiri krisis air untuk sementara waktu.
Menurut Ketua Umum KADIN Arsjad Rasjid mengatakan, ketersediaan air bersih sangat penting untuk mengentaskan kemiskinan. NTT merupakan provinsi dengan angka kemiskinan tinggi dan juga wilayah yang sering mengalami krisis air. Minimnya pasokan air bersih dapat menyebabkan masalah kesehatan, seperti stunting.
Gambaran krisis air terlihat jelas di rumah penduduk. Setiap rumah umumnya mempunyai tempat penampungan yang terhubung langsung dengan talang rumah, untuk mengalirkan air dari atap rumah saat hujan turun.
Hasil tampungan itu hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan air beberapa bulan saja. Menginjak bulan Agustus, ketika memasuki kemarau panjang, bak penampung air pun sudah pasti mengering.
Untuk memenuhi kebutuhan air minum, warga harus membeli dari mobil tangki. Tidak semua mampu membelinya lantaran sebagian besar warga adalah kelompok ekonomi menengah ke bawah.
Di Manuela, Kabupaten Malaka, harga air satu tangki berukuran 5.000 liter mencapai Rp500 ribu. Sementara, di Kota Kupang, harganya hanya Rp60 ribu untuk jumlah air yang sama.
Satu-satunya andalan warga untuk memperoleh air adalah kali atau sungai. Di dekat permukiman warga terdapat sebuah kali yang mulai tampak mengering saat kemarau.
Hal yang membuat warga semakin menderita yaitu, hanya untuk mendapatkan air bersih dari sungai mereka perlu menempuh medan berat yang dikelilingi bebatuan. Selain itu, warga pun harus berebut dengan kawanan sapi untuk memanfaatkan air sungai tersebut.
Baca Juga : Warga NTT Tempuh 4 Kilometer Demi Air Bersih
Melihat fakta apa yang dialami oleh mayoritas warga NTT, sebagai pihak yang bertanggung jawab atas masalah ini, Pemprov NTT dan pemerintah kabupaten melalui PDAM setempat sebaiknya mempertimbangkan untuk membangun jaringan air bersih yang sampai ke rumah warga, bukan hanya mengandalkan sumur bor.
Warga NTT sangat membutuhkan akses air bersih dari pipa yang aman dan dapat mengalir sepanjang tahun untuk mengentaskan kemiskinan dan memberantas stunting.