Penyaluran Air Bersih Jakarta Menurun Meski Produksinya Naik – PAM Jaya kembali mendapat sorotan karena buruknya efisiensi kinerja penyaluran air bersih di Jakarta.
Bagaimana mungkin produksi air bersih meningkat, namun penyaluran air bersih malah menurun. PAM Jaya harus benar-benar serius mencari akar masalah distribusi ini.
Badan Pusat Statistik (BPS) menyelenggarakan Survei Perusahaan Air Bersih di seluruh wilayah Indonesia, tak terkecuali DKI Jakarta.
Menurut hasil survei tersebut, volume produksi air bersih di Jakarta tahun 2020 mencapai 634,5 juta m3. Jumlah itu naik sebesar 14,6% dari 553,5 juta m3 pada 2019.
Celakanya, peningkatan volume produksi tersebut tidak diikuti oleh peningkatan volume air yang disalurkan.
Jumlah air bersih yang disalurkan atau yang terjual mencapai 494,5 juta m3 pada 2020, turun 3,39% dari tahun 2019.
Penurunan tersebut disebabkan oleh volume air bersih yang disalurkan ke kelompok pelanggan niaga dan industri, khusus, dan sosial menurun.
Patut diduga penyebab utama adalah naiknya volume air bersih yang bocor dalam penyaluran.
Berdasarkan data, volume air bersih yang disalurkan ke kelompok niaga dan industri pada 2020 turun 17,3%.
Sementara itu, pada periode yang sama, persentase volume air yang bocor dari volume air bersih yang disalurkan mengalami peningkatan 28,67%.
Penurunan di kelompok niaga membawa dampak turunnya revenue bagi PAM Jaya. Ini perlu dilihat lebih lanjut.
Jangan-jangan beberapa dari kelompok niaga secara diam-diam menggunakan air tanah. Bisa jadi ini adalah spekulasi, namun tetap saja harus dipastikan penyebabnya.
Hal yang lebih serius adalah adanya peningkatan Non Revenue Water (NRW) sebesar 28% dari tahun sebelumnya.
Ini benar-benar memprihatinkan. Artinya NRW rerata tahunan PAM Jaya sebesar 44% bukannya mengalami penurunan tetapi malah naik sebesar 28%. Hal ini tentu saja tidak mungkin dibiarkan.
Konon, penanganan kebocoran tersebut sudah dilakukan untuk menurunkan tingkat kebocoran hingga 25% tahun 2023.
Baca Juga: Apa? Pulau Jawa Terancam Kehabisan Air Bersih?
Beberapa diantaranya dengan melakukan penggantian water meter yang rusak dan meningkatkan kemampuan administrasi.
PAM Jaya harus mampu memperbaiki kinerjanya secara umum, jika tidak, target 2030 dimana cakupan layanan air pipa 100% akan semakin berat dicapai.
Selama angka kebocoran masih tinggi, selama itu pula harapan cakupan layanan pipanisasi mencapai 100% pupus.
Ada dua prioritas yang dapat dilakukan, pertama mengganti jaringan pipa yang sudah tua dan yang kedua, bersama aparat hukum menangkap pelaku pencurian air.