Pengelolaan Air Berkelanjutan, Kunci Atasi Krisis Iklim Dunia

Pengelolaan-Air-Atasi-Krisis
Pengelolaan Air Berkelanjutan

Pada konferensi pers tentang Komisi Global untuk Ekonomi Air, Menteri Senior dan Menteri Koordinator Kebijakan Sosial Singapura, Tharman Shanmugaratnam, mengungkapkan bahwa pengelolaan air berkelanjutan secara global adalah kunci untuk mengatasi krisis iklim, krisis pangan dan krisis energi.

Bagi Tharman, revolusi hijau dibutuhkan untuk menyiasati krisis iklim. Tetapi, itu tidak akan membawa hasil tanpa “revolusi biru” dalam perubahan mendasar pada cara pengelolaan air secara global.

Komisi Global untuk Ekonomi Air mempunyai tujuan untuk memajukan ilmu pengetahuan baru, ekonomi, struktur pemerintahan, pendekatan pembiayaan dan teknologi yang dibutuhkan secara global.

Dengan begitu setiap orang mempunyai akses ke air bersih dan Bumi ini bisa menopang dirinya sendiri.

Dirujuk dari straitstimes, Komisi Global untuk Ekonomi Air dibentuk selama pertemuan tahunan Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss.

Komisi tersebut akan mengeluarkan laporan pertamanya bertepatan dengan Konferensi Air Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) 2023 yang akan diselenggarakan di New York pada bulan Maret.

Menurut Tharman, inilah konferensi air PBB pertama dalam 46 tahun. Sangat disayangkan isu ini belum mendapat perhatian yang layak untuk sesuatu yang sangat penting bagi kehidupan ekonomi dan kehidupan manusia.

Tharman mengatakan, komisi tersebut bertujuan memobilisasi tindakan bukan hanya di tempat masalah lokal muncul, namun juga secara global.

Ini berarti berhenti memandang air sebagai persoalan pengiriman bantuan ke negara yang memerlukan, namun membutuhkan investasi bersama secara efektif dengan mengumpulkan sumber daya, mendorong sinergi sektor publik-swasta, dan menyadari bahwa kesetaraan bagi semua.