Musim Kemarau! 115 Jiwa Di Ponorogo Krisis Air Bersih

Musim Kemarau! 115 Jiwa Di Ponorogo Krisis Air Bersih
Musim Kemarau! 115 Jiwa Di Ponorogo Krisis Air Bersih

Warga Desa Duri, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo kesulitan air bersih akibat kekeringan di saat musim kemarau basah. Sebanyak 45 KK dengan 115 jiwa terdampak mengalami penderitaan yang datang setiap tahun dan sudah berlangsung lama.

Sejumlah wilayah di Indonesia diperkirakan akan diguyur hujan mulai akhir Agustus hingga September. Deputi Bidang Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Urip Haryoko menyatakan, ini merupakan fenomena dari kemarau basah.

Urip menjelaskan, musim kemarau basah merupakan periode kemarau dimana tetap terjadi hujan. Ia menambahkan, jenis hujan pada musim ini tidak sama dengan periode musim hujan secara kumulatif.

Namun, adanya curah hujan ini tidak cukup membuat sumber air dapat digunakan seperti biasanya. Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Ponorogo, Setyo Budiono mengatakan, pihaknya telah mengirimkan dua tangki air ke lokasi.

“Dua hari ini memang hujan. Tetapi tidak berpengaruh terhadap air yang ada,” kata Setyo Budiono menerangkan.   Ia menyebutkan, meski hujan namun aliran sungai mulai mengecil juga cenderung kering. Begitu juga dengan sumur yang dimiliki oleh warga tidak keluar air.

Dropping dua truk tangki air itu masing-masing berkapasitas 6.000 liter. Untuk 12 ribu liter yang telah di-dropping akan bertahan 2 hingga 3 hari kedepan.”Jika air di warga telah habis, kami akan kirim kembali,” janjinya.

Air bersih ini didistribusikan ke sejumlah tampungan milik puluhan warga di Dukuh Jenggring, Desa Duri. Dari tandon ini warga nantinya akan mengantri mengambil jatah mereka.

Di Dukuh Jenggring ada 115 jiwa dari total 45 kepala keluarga. Lokasi ini menjadi langganan terparah kekeringan. Tak heran jika musim kemarau tiba, selalu mendapat jatah kiriman air bersih minimal dua kali seminggu.

Selain di Desa Duri, Kecamatan Slahung, laporan kekeringan dan kekurangan air bersih juga melanda Desa Watu Bonang, Kecamatan Badegan, Ponorogo. 

Baca Juga : Banyak Anak Indonesia Meninggal Akibat Ketiadaan Air Bersih

Melihat area terdampak makin meluas, Pemkab Ponorogo harus melakukan langkah-langkah strategis dalam menghadapi kekeringan ini. Konservasi alam harus dilakukan untuk memperbaiki daerah resapan air.

Warga juga harus dihimbau untuk membuat lubang biopori sebagai tabungan air di saat kemarau datang. Pemkab Ponorogo juga perlu mempertimbangkan kemungkinan untuk membangun jaringan air pipa, sebagai solusi permanen yang berkelanjutan.