
Pulau Pari, Kepulauan Seribu kembali mengalami banjir rob setinggi 15-25 Sentimeter sejak hari Minggu pagi, 7 November 2021.
Banjir akibat luapan air laut itu menjadi yang kelima kalinya sepanjang tahun 2021 dan sekaligus menjadi yang terparah.
Banjir rob yang melanda Kepulauan Seribu dan juga beberapa tempat di daerah pesisir terlihat semakin memburuk akibat perubahan iklim.
Perubahan iklim merupakan fenomena berubahnya kondisi fisik atmosfer bumi, antara lain suhu dan distribusi curah hujan yang berdampak luas terhadap berbagai sektor kehidupan manusia.
Perubahan iklim yang terjadi pada saat ini telah mengubah proses alam khususnya pola cuaca. Perubahan pola cuaca ini berpotensi menimbulkan ancaman terhadap berbagai permasalahan, salah satunya adalah semakin parahnya banjir rob.
Tidak hanya di Pulau Pari, banjir rob juga terjadi di pesisir Jakarta Utara dan lebih sering dibanding tahun sebelumnya.
Baca Juga : Masalah Jakarta Kekurangan Air Bersih Tidak Ada Habisnya
Menurut warga setempat, banjir rob dan air pasang harusnya datang setiap tanggal 13 berdasarkan bulan Kamariah. Namun banjir rob sudah melanda saat hitungannya baru memasuki tanggal 2 bulan Kamariah. Perubahan iklim lagi-lagi menyebabkan banjir rob bisa datang secara tiba-tiba, tidak mengikuti pola yang wajar.