Mimpi Jakarta Penuhi Kualitas Air dengan Standar 4K

Perusahaan Daerah Air Minum (PAM) Jaya DKI Jakarta, BUMD DKI Jakarta yang menyediakan air minum, seharusnya bisa menjangkau seluruh wilayah Jakarta untuk mendistribusikan air bersih dan memberikan kualitas air  yang baik berstandar 4K, kuantitas, kualitas, kontinuitas dan keterjangkauan.

Sayangnya, kinerja PAM Jaya dalam melayani air bersih bagi warga Jakarta masih jauh dari harapan. Banyak warga yang masih belum memiliki akses air bersih. Kualitas air di Jakarta pun masih di bawah standar 4K. Berikut beberapa penyebab PAM Jaya masih belum maksimal memberikan pelayanan air bersih bagi warga Jakarta. 

Kuantitas 

Jika dikelola dengan baik, PAM Jaya serta mitra memiliki sumber air baku yang berlimpah untuk meningkatkan jumlah produksi air bersihnya sehingga mengurangi penggunaan air tanah di Jakarta yang menyebabkan masalah penurunan tanah. Masalah penurunan tanah di Jakarta tidak bisa dianggap remeh karena, bukan tidak mungking, bisa menyebabkan Jakarta tenggelam.

Kebutuhan air bersih Jakarta mencapai 846 juta meter kubik per tahun. Dari jumlah ini, 548,2 juta meter kubik menggunakan air tanah.  Padahal, batas aman pengambilan air tanah hanya boleh sampai angka 256 juta meter kubik per tahun. Sementara, jumlah yang terdaftar hanya 7,86 juta meter kubik—ada sekitar 540,34 juta meter kubik yang disedot secara ilegal atau tidak terlapor.

Baca Juga : Sri Mulyani : Air Bersih dan Sanitasi Bantu Kurangi Beban IRT

Data menunjukkan, pada akhir tahun 2020, cakupan layanan masih di angka 65%. Mengenai hal ini, Tim Gerakan Penyelamatan SDA KPK punya pandangan sendiri. KPK meragukan klaim 65% dari PAM Jaya. Menurut KPK, dari kajian Badan Geologi, ditemukan hingga kini konsumsi air tanah di DKI masih 70 persen. Artinya, PAM Jaya hanya melayani 30% kebutuhan air di Ibu Kota.