Masjid Wal Adhuna yang terletak di Muara Baru, Penjaringan, Jakarta utara, seolah menjadi bukti nyata Ibu Kota Jakarta mulai tenggelam. Terdapat dua faktor yang menjadi penyebabnya, yaitu kenaikan air laut dan penurunan muka tanah.
Apabila dilihat dari Google Street View, masjid ini sudah tergenang oleh air dan tak lagi dapat dipakai untuk beribadah. Menurut warga, masjid ini telah mulai terendam sejak tahun 2000.
Kenaikan permukaan air laut dipicu oleh pemanasan global, sementara penurunan permukaan tanah menjadi persoalan baru yang harus segera diatasi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta hingga pemerintah pusat.
Prediksi bahwa sebagian wilayah Jakarta akan tenggelam pada tahun 2050 mendatang telah menjadi perhatian, baik di dalam negeri maupun luar negeri.
Menurut sejumlah pakar dalam negeri, hal itu dapat terjadi karena penurunan muka tanah yang diakibatkan oleh eksploitasi air tanah yang tidak terkendali, serta perubahan iklim.
Setahun yang lalu Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyampaikan prediksinya, yaitu Jakarta akan tenggelam secara perlahan dalam 10 tahun mendatang. NASA menyebutkan permukaan tanah di Jakarta bagian utara lebih rendah 40 sentimeter dibandingkan tinggi muka air laut.
Contohnya kawasan Muara Baru dan sejumlah wilayah pesisir utara Jakarta lainnya. Penurunan muka tanah ini disebabkan oleh tingginya alih fungsi lahan dan padatnya penduduk serta penyedotan air tanah secara ekstrem.
Penggunaan air tanah memang harus secepatnya dihentikan untuk mencegah Jakarta tenggelam lebih cepat.
Muara Baru dengan Masjid Wal Adhuna-nya adalah sinyal darurat bagi kita semua untuk segera mencari solusi pengganti air tanah, yaitu pembangunan akses air bersih melalui jaringan air pipa.
Sebelum semuanya terlambat, Pemprov DKI Jakarta harus melakukan pembangunan jaringan air pipa di bagian utara Jakarta, sebagai pemerataan akses air bersih bagi warga dengan harga terjangkau sekaligus mencegah tenggelamnya Jakarta.
