Dengan jumlah penduduk yang besar, Indonesia bukan hanya menghadapi tantangan terkait masalah ketahanan pangan dan ketahanan energi, tetapi juga mempunyai masalah dalam pelestarian lingkungan yang bisa menopang ketersediaan air bersih di masa depan.
Salah satu upaya untuk menjamin ketersediaan air bersih yang berkelanjutan di Indonesia adalah dengan menjalankan kebijakan tata ruang yang baik dan benar sekaligus kelestarian lingkungan. Tidak hanya di level nasional, namun juga provinsi, kabupaten maupun kota.
Kebijakan tata ruang yang asal-asalan, sejauh ini sudah mengakibatkan banyak kawasan hulu yang merupakan kawasan tangkapan air di negeri ini, perlahan tapi pasti menjadi rusak. Dampaknya, sumber-sumber air bersih semakin berkurang.
Pelestarian sumber-sumber air permukaan, seperti sungai, danau maupun rawa harus dilakukan. Jangan sampai sumber-sumber air permukaan berubah wujud menjadi tempat pembuangan sampah massal. Gerakan normalisasi, rehabilitasi, dan revitalisasi sungai, danau maupun rawa harus digiatkan.
Hal yang tidak kalah penting adalah membatasi atau bahkan menghentikan penyedotan air bawah tanah. Seperti kita ketahui, penyedotan air bawah tanah yang masif bukan saja mengancam ketersediaan pasokan air bersih, tetapi juga menjadikan permukaan tanah turun, yang pada gilirannya membuat banjir semakin mudah terjadi.
