Ketersediaan Air Bersih Di Jakarta Terancam

Pada Mei 2016, Hiroshi Takagi, seorang peneliti dari Tokyo Institute of Technology membuat survei tentang kerusakan banjir yang dialami warga Pluit, Jakarta Utara.
Penurunan muka tanah menjadi salah satu penyebab banjir rob semakin parah.
Selama tiga tahun saja (2007-2009), tanah permukiman di pesisir utara Jakarta turun 9,5-21,5 cm per tahun.
Penurunan air tanah membuat daratan semakin rendah sehingga air laut pasang sedikit saja akan menggenangi rumah-rumah. Ketika bersamaan dengan hujan deras, seketika banjir.
Penelitian lain dari Heri Andreas, dosen dan peneliti dari institut Teknologi Bandung, menyebut ada tiga penyebab penurunan muka tanah Jakarta.
Sedimen tanah di pesisir utara Jawa, termasuk Jakarta, tergolong muda.
Jadi, secara alami, tanahnya akan turun. Selain itu, ada faktor beban bangunan.
Namun, untuk kasus Jakarta, faktor penyebab paling besar adalah pengambilan air tanah dalam skala besar-besaran dan meluas.
Heri membuktikan argumentasi ini dengan membandingkan angka penurunan tanah dengan penurunan muka air tanah.
Hasilnya, semakin besar muka air tanah turun, semakin besar pula tanahnya turun.
Baca Juga: Pipanisasi Air Bersih di Jakarta Adalah Keharusan
Jadi, langkah yang menurut Heri harus diambil oleh pemerintah DKI Jakarta adalah menyediakan opsi sumber air selain air tanah.
Caranya bisa dengan membersihkan sungai, membuat waduk, atau mengubah air laut jadi tawar.