Airkami.id – Boyolali bersiap mengantisipasi terjadinya krisis air bersih yang makin memburuk akibat musim kemarau panjang tahun ini. Bercermin saat kemarau panjang pada tahun 2019, dimana sebanyak 300.000 warga Boyolali mengalami krisis air bersih.
Dalam rangka menghadapi potensi risiko kekeringan, Pemerintah Kabupaten Boyolali melalui BPBD Boyolali sudah melakukan Rapat Koordinasi Kekeringan belum lama ini. Rakor Kekeringan diikuti oleh para camat yang wilayahnya mempunyai potensi kekeringan di Boyolali.
Dalam rakor itu telah dipetakan, beberapa daerah yang akan mengalami kekeringan, di antaranya Tamansari, Musuk, Womosamodro, Wonosegoro, Kemusu, Juwangi.
Apabila kekeringan yang terjadi agak ekstrem seperti kejadian tahun 2019, dimana kira-kira sebanyak 300.000 Warga Boyolali akan menghadapi kekurangan air bersih.
Jika fenomena tersebut kembali terjadi, diduga Pemkab Boyolali akan mengalami kesulitan untuk menjangkau seluruh warga yang mengalami krisis air bersih.
Melihat ancaman krisis air bersih ini semakin nyata, sudah saatnya Pemerintah Boyolali melakukan kerja sama dengan berbagai pihak dalam mengatasi masalah ini, salah satunya dengan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) setempat.
Krisis air bersih yang terus berulang saat musim kemarau hendaknya menjadikan Pemkab Boyolali beserta PDAM setempat memprioritaskan pembangunan sektor air bersih dengan membangun jaringan pipanisasi yang bisa sampai ke setiap rumah warga.
Dengan adanya akses air bersih perpipaan warga dipastikan akan terhindar dari penderitaan kekurangan air bersih saat musim kemarau panjang datang.