Jakarta Utara Banjir Rob, Warga: Air Bersih Hilang

Jakarta Utara Banjir Rob
Jakarta Utara Banjir Rob

Banjir Rob – Jakarta Utara adalah daerah merah dalam peta cakupan layanan air bersih di Jakarta selain Jakarta Barat.

Warga di pesisir utara Jakarta mungkin salah satu daerah yang paling menderita, di mana mengalami kesulitan air bersih namun rutin didatangi banjir.

Ironis memang, air sangat melimpah namun tidak dapat digunakan. Banjir di daerah pesisir dipicu oleh kombinasi curah hujan yang tinggi dan diperparah ketika laut pasang, biasa disebut air rob.

Salah satu warga Penjaringan, Jakarta Utara yang bernama Sumiyati (42) akan meletakkan ember besar atau jeriken yang terbuka di luar rumah ketika hujan akan turun.

Air hujan yang terkumpul akan digunakan untuk mencuci baju untuk menekan pengeluaran biaya membeli air.

Sumiyati masih sering membeli air jerikenan seharga Rp 50 ribu hanya untuk keperluan sekali mencuci baju, ketika dijumpai Senin (24/1) di warung miliknya yang terletak di satu gang di Jalan Kakap, RW 17, Penjaringan. 

Sumiyati menceritakan bahwa air yang dibelinya itu berasal dari warga yang sudah mendapat layanan air bersih dari PAM Jaya.

Sumiyati paling tidak mempunyai jadwal mencuci baju sekali dalam seminggu. Jika dihitung, Sumiyati mampu menghemat Rp200 ribu sebulan jika dapat menampung air hujan untuk keperluan mencuci baju.

Selain keperluan air guna mencuci baju, Sumiyati akan mengeluarkan uang lebih mahal untuk kebutuhan minum dan masak.

Untuk minum dan memasak sekitar Rp30 ribu per hari atau sekitar Rp780 ribu dalam satu bulan.

Jika dihitung, biaya yang dikeluarkan Sumiyati untuk air bersih, secara keseluruhan dapat mencapai hingga Rp980 ribu per bulan.

Biaya yang jauh lebih besar dikeluarkan dari pada warga Menteng sekalipun untuk membayar langganan air pipa.

Baca Juga: Perkenalkan Toilet Pengompos, Solusi Atasi Krisis Air Bersih

Kasus yang lain dialami oleh Agus, pemilik toko yang tidak jauh dari warung Sumiyati, yang mengaku sudah menjadi pelanggan air pipa PAM Jaya, namun pasokan air tidak lancar. Terakhir, seminggu ini air tidak keluar dari keran.

Agus pesimis terkait opsi pemakaian air tanah karena sudah tidak ada air tanah yang layak digunakan, mau dibor sampai dalam pun airnya tetap asin.

Warga pun berharap kepada Pemprov DKI Jakarta agar PAM Jaya dapat melayani warga pesisir  dengan aliran air yang lancar, bersih dan murah.

Namun entah sampai kapan harapan warga Jakarta Utara terwujud, yaitu air pipa yang gampang diakses dan bebas banjir.