Jakarta, Ibu Kota Indonesia Tapi Masih Alami Krisis Air Bersih…

Jakarta Ibu Kota Indonesia Tapi Masih Alami Krisis Air Bersih
Jakarta Ibu Kota Indonesia Tapi Masih Alami Krisis Air Bersih

Jakarta, meski saat ini masih menjadi ibu kota Negara ternyata masih memiliki persoalan terkait akses air bersih yang belum menjangkau seluruh warga Jakarta. Sebagian warga Ibu Kota seringkali mengalami krisis air bersih.

Staf Khusus Menteri PUPR Bidang Sumber Daya Air Firdaus Ali mengatakan, sebenarnya Jakarta sudah mengalami krisis air yang krusial. Krisis air bukan hanya karena kurangnya air bersih, namun juga banyaknya air yang tidak bisa dikelola juga dapat memicu bencana kemanusiaan.

Bahkan Ali pun menyebut, Jakarta saat musim hujan terjadi banjir. Tetapi, jika tidak musim hujan akan sulit untuk memperoleh air bersih.

Berdasarkan data PAM Jaya (2022), cakupan akses air bersih Jakarta sudah mencapai 62 persen.  Tetapi pada kenyataanya, baru 39 persen populasi warga Jakarta yang memperoleh layanan air bersih perpipaan.

Bukan hanya Jakarta, secara nasional masyarakat Indonesia masih sulit mendapatkan air bersih perpipaan. Akses air bersih perpipaan sangat penting, sebab jika tidak menggunakan air bersih perpipaan akan mudah terkontaminasi bahan yang mungkin bisa membahayakan tubuh.

Secara nasional, Indonesia baru mencapai persentase sekitar 21 persen dari jumlah total populasi yang mempunyai akses terhadap air bersih perpipaan.

Masih rendahnya akses air bersih perpipaan ini merupakan tantangan utama dalam menyediakan layanan air bersih bagi seluruh warga Jakarta, maupun Indonesia.

Di sisi lain, ada hambatan yang dihadapi dalam mengelola air bersih. Salah satunya adalah jumlah air yang melimpah berada di daerah yang jumlah penduduknya sedikit.

Misalnya Pulau Jawa yang luasnya hanya 6,8 persen dari luas Indonesia dan dihuni oleh 56 persen persen populasi Indonesia. Tetapi sayangnya sedangkan cadangan air tawar di Pulau Jawa tidak lebih dari 5%.

Sementara di Kalimantan, Sumatera dan Papua airnya melimpah, namun yang membutuhkan air tidak semasif di Jakarta, sehingga ini menjadi tantangan bersama.

Manajemen pengelolaan air bersih menjadi kunci untuk mengatasi krisis air bersih baik di Jakarta maupun di Indonesia. Salah satu strateginya yaitu dengan meningkatkan akses air bersih yang masih rendah dengan memperluas akses pipanisasi.