Goes to SDGs: Akses Air Bersih Indonesia Aman?

Air bersih Indonesia
Air bersih Indonesia

Air bersih Indonesia – Pertumbuhan penduduk yang berdomisili di kota, membuat kawasan permukiman warga semakin padat karena pembangunan yang terjadi secara signifikan.

Hal ini jika tidak ditangani dengan baik maka akan menimbulkan masalah, salah satunya masalah akan akses air bersih dan sanitasi.

Akses air bersih dan sanitasi yang aman merupakan dasar dalam meningkatkan standar kehidupan kota yang sehat dan produktif.

Penyediaan layanan air bersih dan sanitasi untuk penduduk kota yang berkembang secara berkelanjutan merupakan salah satu tantangan paling mendesak di dunia. 

Indonesia sendiri telah mencapai akses air layak sebesar 74,6 persen, secara nasional pada tahun 2018. Namun, ketika capaian tersebut diterjemahkan berdasarkan standar SDGs (Sustainable Development Goals), hanya 7,42 persen yang memenuhi kualifikasi akses “aman”.

Berdasarkan standar SDGs, pencapaian akses “layak” tidak lagi memenuhi standar “aman”. Berdasarkan standar tersebut, “aman” terjadi ketika suatu fasilitas dapat diakses secara berkelanjutan.

Sehingga, cakupan layanan akan signifikan lebih rendah ketika mempertimbangkan target air dan sanitasi di bawah SDGs dengan pencapaian standar yang lebih tinggi akan air dan sanitasi yang dikelola dengan aman.

Kurangnya akses air minum yang aman, sanitasi yang tidak memadai, dan kebersihan yang buruk menimbulkan berbagai penyakit seperti kolera, tifoid, hepatiti, dan lain sebagainya.

Berbagai penyakit tersebut dapat menyerang berbagai kalangan, mayoritas adalah anak-anak. 

Kondisi sanitasi di perkotaan, terutama pada masyarakat yang tinggal di permukiman informal diperburuk oleh kepadatan penduduk yang tinggi dan pengelolaan limbah rumah tangga yang tidak memadai.

Baca Juga: Pilu! Masyarakat Pedalaman Indonesia Krisis Air Bersih

Dalam mewujudkan kota yang berkelanjutan sesuai dengan dengan SDGs yang ke-enam dengan menyediakan akses air bersih dan sanitasi bagi masyarakat pada 2030, saat ini masih belum dapat dikatakan aman sesuai dengan standar SDGs pada seluruh kota di Indonesia. 

Untuk mengejar standar SDGs ini, pemenuhan air bersih di kawasan padat perkotaan dapat dilakukan salah satunya dengan sambungan perpipaan komunal yang dilengkapi meteran induk. Meteran ini dapat diterapkan di wilayah perumahan padat penduduk di perkotaan.

Jakarta, sebagai Ibu Kota sekaligus salah satu kota padat penduduk di Indonesia, masih banyak warganya yang belum mendapatkan jaringan pipa demi terpenuhinya akses air bersih.

Hal tersebut lantaran PAM Jaya, sebagai pihak pengelola distribusi air bersih, belum mampu membuat jaringan pipa sesuai dengan standar teknis yang berlaku. 

Secara umum, untuk meningkatkan layanan akses air bersih dan sanitasi yang aman di Indonesia masih perlu bekerja keras dengan perencanaan yang matang dan implementasi di lapangan dengan baik.