Fenomena El Nino telah berdampak pada sejumlah daerah di Indonesia mengalami kekeringan, termasuk di Sulawesi Barat. Bukan hanya mengancam keberlangsungan produksi pangan, terjadinya perubahan cuaca itu juga memicu terjadinya krisis air bersih.
Untuk memenuhi kebutuhan air bersih sehari-hari, sebagian warga terpaksa meminta bantuan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Barat.
Kepala BPBD Sulbar, Amir Maricar menjelaskan pihak BPBD telah menyalurkan air bersih sejak Selasa 10 Oktober 2023, di Lingkungan Salupangi, Kelurahan Simboro, Mamuju.
Di Salupangi sudah disalurkan sebanyak 5.000 liter, kemudian di Desa Saletto air bersih yang disalurkan mencapai 10.000 liter.
Satuan Tugas Hidrometeorologi yang dibentuk oleh Penjabat Gubernur Sulawesi Barat, Zudan Arif Fakrulloh juga akan mendirikan posko di Kantor BPBD Sulbar.
Bagi masyarakat yang membutuhkan bantuan air bersih bisa langsung mendatangi posko dan melaporkannya kepada Tim Satuan Tugas, yang dibentuk untuk merespon dampak El Nino ini.
Jadi, bukan hanya BPBD yang turut serta menangani dampak El Nino, namun instansi terkait lain juga bisa berperan dalam mengatasi persoalan krisis air bersih.
Misalnya ada sawah yang mengalami kekeringan, maka akan ada Dinas Pertanian yang ikut melakukan upaya penanganan. Jadi, bukan hanya BPBD yang merespon, namun juga ada satgas.
Begitu juga halnya dengan Dinas PU dan Dinas Sosial yang mempunyai mobil tangki air dan dapat diperbantukan untuk penyaluran air bersih.
Upaya mitigasi yang dilakukan oleh Pemprov Sulawesi Barat sudah tepat dengan melakukan sejumlah antisipasi yang melibatkan berbagai instansi terkait untuk mengatasi krisis air bersih.
Meski demikian, strategi jangka panjang juga harus dipertimbangkan. Tidak bisa dipungkiri, bahwa pembangunan sektor air bersih harus menjadi prioritas pembangunan bagi pemerintah daerah setempat, terutama infrastruktur air bersih dan pipanisasi.