Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan, puncak musim kemarau diprediksi jatuh pada bulan September dan Oktober. Pemicunya adalah kemarau panjang sebagai dampak dari fenomena El Nino.
Puncak kemarau kemungkinan akan memperparah kekeringan di beberapa pulau yang berada di bawah garis khatulistiwa, termasuk Jawa, Bali dan Nusa Tenggara.
Abdul Muhari dari BNPB kepada Reuters mengatakan bahwa sudah dua bulan ini cuaca kering di Pulau Jawa mengkhawatirkan karena dampak ekstrim dari El Nino yang akan berlangsung sampai bulan Oktober.
Musim kemarau tahun ini diperkirakan menjadi yang paling parah sejak 2019. Mengingat fenomena El Nino kali ini akan mempengaruhi ketinggian air di waduk dekat Jakarta. Diperkirakan air waduk turun secara signifikan.
Kekeringan yang berkepanjangan ini juga telah memicu korban jiwa di wilayah timur Papua. Ribuan orang lainnya juga terancam kelaparan.
Pihak berwenang mengingatkan bahwa beberapa provinsi seperti Aceh, akan mengalami kebakaran hutan dalam beberapa pekan terakhir. BNPB telah mencatat telah terjadi 75 kebakaran hingga Juli tahun ini.
Dampak fenomena El Nino mempunyai karakteristik berbeda-beda di setiap wilayah. Bila terjadi di lahan gambut maka akan berpotensi menimbulkan kebakaran hutan dan lahan. Sedangkan dampak lainnya yaitu kekurangan air bersih.
Dikutip dari Jawa Pos Radar Kudus, tiga desa di Kabupaten Rembang mengalami kekeringan dan mulai kesulitan air bersih. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Rembang pun sudah menetapkan status siaga kekeringan sejak Juli sampai 5 Agustus. Hingga kini status tersebut diperpanjang sampai 19 Agustus mendatang.
Kepala BPBD Kabupaten Rembang, Sri Jarwati mengatakan kemungkinan bakal meningkatkan status siaga menjadi darurat, jika kondisinya semakin parah.
Sejauh ini ini baru tiga desa di Kabupaten Rembang yang telah mengajukan bantuan dropping air bersih, yakni Desa Sanetan, Desa Warugunung dan Desa Kedung.
Badai El Nino ini kembali mengingatkan kita semua betapa pentingnya pembangunan sektor sektor air bersih, terutama pipanisasi untuk menjamin akses warga terhadap akses air bersih yang berkelanjutan.