AIRKAMI.ID. Selama dua dekade terakhir, pasokan gabungan dari sumber air permukaan, air tanah, dan air yang ditemukan di dalam tanah, salju, dan es di Bumi sudah menurun hingga satu sentimeter per tahun.
Melihat fenomena tersebut, menjaga ketersediaan air bersih sangat penting diupayakan demi berlangsungnya kehidupan saat ini dan masa yang akan datang.
Air tanah adalah sumber daya yang paling umum dipakai untuk memenuhi kebutuhan air minum, pertanian, sistem sanitasi, dan kebutuhan industri.
Sementara itu, proses kelangkaan air tanah dipercepat dengan tindakan memompa air tanah untuk keperluan irigasi. Selain itu, pemakaian pupuk dan pestisida juga bisa menyebabkan penurunan kualitas air.
Direktur Bina Teknik Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Muhammad Rizal mengatakan, indeks pemakaian air di Pulau Jawa, Sumatera, Sulawesi, Bali, dan Nusa Tenggara sudah mencapai 50-100 persen untuk berbagai keperluan sehari-hari.
Tingginya kebutuhan air bersih adalah tantangan yang dihadapi Indonesia, sehingga Kementerian PUPR harus menjawab dengan pembangunan infrastruktur dan pengelolaan sumber daya air yang ditujukan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan masyarakat.
Menurut Rizal, diperlukan keterlibatan masyarakat dan badan usaha terkait lainnya dalam rangka pelestarian sumber daya air.
Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menjaga ketersediaan air yaitu dengan melestarikan air berbasis daerah aliran sungai (DAS) dan memperkaya keanekaragaman hayati.
Melestarikan air berbasis DAS ini dapat dilakukan dengan penanaman pohon, membangun sumur resapan, water pond, dan rorak.
Selain turut serta menjaga lingkungan yang berkaitan erat terhadap keberlanjutan sumber daya air, masyarakat bisa menerapkan perilaku hemat air dengan menggunakan air secukupnya.
Langkah bijak lainnya adalah masyarakat harus berhenti menggunakan air tanah dengan secara perlahan mulai berlangganan air bersih perpipaan dari PDAM untuk kebutuhan sehari-hari, demi menjaga ketersediaan air di Bumi.
