Apa? Kawasan IKN Berpotensi Krisis Air Bersih?

Kawasan IKN Berpotensi Krisis Air Bersih
Kawasan IKN Berpotensi Krisis Air Bersih

IKN Berpotensi Krisis Air Bersih – Banyak pengamat yang pesimis tentang pemenuhan air bersih di kawasan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Ada dugaan kawasan IKN Nusantara berpotensi mengalami krisis air bersih, terutama air kelas 1 dan 2. 

Dugaan itu sendiri berdasarkan pada kondisi geografis di daerah IKN yang mayoritas mempunyai tanah gambut. Tidak hanya itu, banyaknya industri yang bersifat ekstraktif menyebabkan sumber air tanah tidak layak untuk dimanfaatkan untuk keperluan sehari-hari, apalagi untuk dikonsumsi.

Pendapat menarik berasal dari pakar Sains dan Teknologi dari Universitas Airlangga (Unair), Dr. Nurina Fitriani. 

Dr. Nurina menilai bahwa potensi IKN mengalami krisis air bersih sangat rendah, asal dilakukan  pengelolaan yang tepat. Sumber air bersih bukan hanya diperoleh dari air tanah saja melainkan bisa didapatkan dari pengolahan air permukaan, seperti air hujan, air sungai bahkan air laut.

Kawasan IKN mempunyai curah hujan tahunan yang termasuk sangat tinggi yaitu 2.223 milimeter dan air permukaan baik itu sungai, embung, ataupun waduk yang cukup banyak. Semua itu adalah potensi sumber air yang dapat dipakai untuk memenuhi kebutuhan air bersih jika dikelola dengan baik.

Dr. Nurina mengingatkan bahwa pengembangan IKN harus tetap berpegang teguh pada tiga konsep yang ada di dalam UU No 3 Tahun 2022 yaitu kota hutan, kota spons, dan kota cerdas. Solusi persoalan air ini ada pada dua dari tiga konsep pengembangan IKN, yakni kota hutan dan kota spons.

Cadangan air di dalam tanah tidak dapat dilepaskan dari eksistensi  hutan. Hutan berfungsi sebagai regulator dalam sistem hidrologi. Hutan mampu menyimpan dan menyaring serta membersihkan air untuk selanjutnya disimpan dalam akuifer.

Baca Juga: Pasar Gembrong Kebakaran, Damkar Akui Sulit Cari Air..

Oleh sebab itu, pembangunan dengan konsep kota hutan merupakan salah satu upaya untuk menjamin ketersediaan air bersih di IKN. Wilayah hutan yang sekarang ini mendominasi hampir 80% dari wilayah IKN sebaiknya dijaga tetap alami untuk mendukung ketersediaan air di Wilayah IKN.

Menurut Dr. Nurina, konsep kota spons sangat cocok diterapkan di wilayah IKN yang mempunyai curah hujan yang sangat tinggi. Kota spons sendiri adalah model konstruksi perkotaan guna menjaga air hujan agar tidak langsung bermuara ke laut, dengan pembangunan embung dan sumur resapan.

Dalam konsep kota spons juga dilakukan rainwater harvesting. Hal itu sangat mungkin dilaksanakan karena telah berhasil dipraktekkan di sejumlah negara, misalnya China, Spanyol, Belgia, dan India.

Air hujan yang sudah dikumpulkan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari cukup dengan menggunakan metode filtrasi sederhana.