Air Bersih Sulit, Banyak Warga NTT Terkena Stunting

Air Bersih Sulit, Banyak Warga NTT Terkena Stunting
Air Bersih Sulit, Banyak Warga NTT Terkena Stunting

Akses terhadap air bersih menjadi salah satu permasalahan yang dihadapi masyarakat di berbagai daerah di Nusa Tenggara Timur (NTT).

Kelangkaan akses air bersih pun berdampak pada tingginya angka stunting di NTT.

Akses air yang susah mengakibatkan masyarakat di NTT harus berjalan kaki hingga lima kilometer untuk memenuhi kebutuhan air keluarga.

Tanggung jawab ini bahkan sering dibebankan kepada anak perempuan. Akibatnya, anak perempuan kehilangan waktu bermain dan belajarnya karena kelelahan. Belum lagi mereka rentan risiko kekerasan di perjalanan mengambil air bersih. 

Bertepatan dengan Hari Anak Sedunia, 20 November 2021 lalu, Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) menyerukan darurat pemenuhan air bersih untuk masyarakat umum dan khususnya anak-anak di Lembata, NTT.

Survei Sosial Ekonomi Nasional 2019 menunjukkan bahwa 27,5 persen keluarga tidak memiliki akses air minum yang layak. 

Di NTT secara khusus, baru 54,4 persen rumah tangga memiliki fasilitas cuci tangan dan sabun dan air bersih. 

Hal ini menjadikan NTT sebagai provinsi dengan persentase terendah kedua di Indonesia untuk proporsi rumah tangga yang memiliki fasilitas tersebut.

Hal ini juga diungkapkan oleh Mala, alumni sponsored child (SC) Plan Indonesia Area Lembata dalam webinar daring bertajuk Harmoni Langkah untuk Akses Air Bersih di Lembata, Sabtu (20/11/2021).

“Di Lembata, kami sulit mendapatkan akses air bersih,” ujarnya.

Mala menyampaikan, saat pulang sekolah, anak-anak harus berjaga dan mengantri di sumur untuk mendapatkan air bersih sehingga kami tidak bisa belajar dan rentan terhadap penyakit terutama di masa pandemik Covid-19. 

Baca Juga: 80% Otak Kita Air, Jangan Sampai Kurang Minum!

“Kami rindu akses air bersih yang mengalir ke rumah kami. Sehingga anak-anak seperti saya dapat bertumbuh kembang dengan baik, sehingga kami memiliki masa depan yang lebih baik,” ucap Mala.

Artikel Lainnya  Krisis Air? Alat ini sulap Laut Mati jadi Siap Minum

Direktur Eksekutif Plan Indonesia, Dini Widiastuti mengingatkan bahwa selain pemenuhan gizi anak, pemenuhan ketersediaan air bersih dan sanitasi yang baik sama-sama penting untuk mencegah stunting.

Pemprov NTT harus hadir untuk secara aktif agar hak atas air bagi warga NTT, khususnya anak-anak terpenuhi dengan baik.

Salah satunya dapat melalui kebijakan politik anggaran untuk membiayai program-program penyediaan akses air bersih secara berkelanjutan di NTT.