5 Penyebab Terjadinya Krisis Air Bersih Global, Apa Saja?

Penyebab Terjadinya Krisis Air Bersih Global
Krisis Air Bersih Global

AIRKAMI.ID, Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) memberi peringatan kepada dunia akan terjadinya krisis air global.

WMO mengungkapkan bahwa 3,6 miliar orang di dunia tidak mempunyai akses air bersih yang layak setiap bulannya (data tahun 2018). Diperkirakan pada tahun 2050 nanti, jumlah tersebut akan bertambah hingga mencapai 5 miliar orang.

Mengutip World Resource Institute (WRI) Indonesia, terdapat beberapa alasan dunia akan menghadapi krisis air global, di antaranya yaitu:

  1. Perubahan Iklim

Perubahan iklim menjadi faktor pemicu utama dalam krisis air global ini. Mengingat perubahan yang terjadi akan berpotensi menjadi ancaman bagi penduduk dunia, seperti banjir hingga kekeringan akan meningkat.

Misalnya bencana banjir di Asia yang banyak memakan korban dan kekeringan di Afrika yang mematikan banyak orang. Semua itu akibat perubahan suhu dan cuaca yang menjadikan Bumi ini makin panas.

  1. Peningkatan Populasi

Peningkatan jumlah populasi ini akan meningkatkan kebutuhan akan air bersih. Saat populasi meningkat dan segala kebutuhan meningkat, permintaan terhadap air bersih juga ikut meningkat. Lantaran segala sesuatu memerlukan peran air dalam pengolahannya.

  1. Banyak Air Terbuang Sia -sia

Tidak bisa dipungkiri bahwa masih banyak masyarakat yang kurang sadar untuk memanfaatkan air bersih dengan bijak. Walau air merupakan salah satu sumber daya alam yang bisa diperbaharui, namun masih banyak yang membiarkan air terbuang percuma dengan jumlah banyak.

  1. Terkurasnya Air Tanah

Terdapat sekitar 30 persen air bersih yang ada di Bumi ini diambil dan dipakai setiap hari untuk kebutuhan air minum, pertanian hingga industri. Jumlah tersebut terhitung sangat banyak dan membahayakan ketersediaan air bagi masa depan.

Artikel Lainnya  Ini Cara Mudah Menghemat Air Bersih di Rumah, Yuk Praktikan!

Mungkin yang terakhir inilah yang membawa dampak yang begitu besar bagi beberapa kota besar di dunia, termasuk Jakarta.  Manila dan Tokyo sudah pernah mengalaminya, dan berhasil menyiasatinya dengan membangun jaringan air bersih perpipaan.

Mungkin ada baiknya Jakarta belajar dari kedua kota metropolitan tersebut untuk membangun jaringan air bersih yang mumpuni untuk menghentikan eksploitasi air tanah.