
Krisis air bersih masih dialami oleh warga di beberapa wilayah Jakarta, terutama ketika menginjak musim kemarau.
Biasanya, warga yang terdampak krisis air bersih masih menggunakan air tanah karena belum terjangkau oleh air PDAM milik PAM Jaya, perusahaan yang bertanggung jawab memberikan pelayanan air bersih kepada masyarakat DKI Jakarta.
Saat ini, layanan air bersih oleh PAM Jaya baru mencapai 65%, dengan kapasitas air mencapai 20.227,5 liter per second (lps) dan panjang pipa 11.916 kilometer. PAM Jaya menargetkan dapat melayani seluruh warga Jakarta pada tahun 2030.
Untuk mencapai cakupan layanan hingga 100%, ada 3 hal yang harus diperhatikan :
1. Melakukan Pemasangan Jaringan Pipa Atau Pipanisasi
Inilah mungkin tantangan terbesar PAM Jaya beserta mitranya. Kapasitas terpasang jaringan pipa PAM Jaya saat ini hanya 11.916 km, dari hitung-hitungan di atas kertas masih kurang 7.584 km. Pihak PAM Jaya pernah mengatakan ada beberapa kendala dalam melaksanakan pipanisasi ini, salah satu masalah utamanya adalah kendala pembiayaan.
Setiap penambahan jaringan instalasi pipa membutuhkan investasi baru yang tidak sedikit. Hampir mustahil mendapatkan pembiayaan dari skema tarif. Pengajuan melalui APBD untuk pembangunan instalasi air dalam skema penyertaan modal daerah (PMD) di tahun 2018 pernah ditolak DPRD DKI Jakarta.
Baca Juga : Melestarikan Lingkungan Demi Ketersediaan Air Bersih
PAM Jaya ke depan harus bisa meyakinkan para anggota DPRD DKI Jakarta bahwa pipanisasi sangat mendesak untuk dilakukan. Selain itu, PAM Jaya harus melakukan terobosan dengan mencari dana pihak ketiga dengan skema win-win solution.
Masalah yang perlu dipecahkan selanjutnya adalah perizinan pemasangan jaringan pipa bawah tanah. Diperlukan kerja sama lintas sektoral untuk mendapatkan perizinan. Sudah menjadi rahasia umum, untuk mendapatkan izin ini sulit sekali karena harus menggali di bawah jalan dan bawah gedung di sekujur Jakarta.