AIRKAMI.ID, PDAM Bojonegoro kini mengalami kesulitan untuk menambah sumber air bersih. Hal tersebut akhirnya menyebabkan 12 dari 28 kecamatan di Kabupaten Bojonegoro belum terjangkau untuk memperoleh akses air bersih perpipaan.
Sementara air sumur bor dianggap belum memenuhi standar baku mutu kesehatan lingkungan atau tidak layak dikonsumsi.
Dua belas kecamatan tersebut meliputi Kepohbaru, Temayang, Gondang, Ngasem, Malo, Margomulyo, Kedewan, Kasiman, Ngambon, Sekar, Gayam, dan Ngraho.
Kepala Bidang Teknik PDAM Bojonegoro, Karmanto mengungkapkan pihaknya tetap berusaha menjangkau seluruh wilayah Bojonegoro.
Tahun ini, pihaknya akan terus mencari sumber air bersih untuk memenuhi kebutuhan warga di Kecamatan Kedungadem supaya bisa memperoleh air bersih, terutama saat kekeringan di musim kemarau.
Sumber air bersih PDAM Bojonegoro selama ini berasal dari Sungai Bengawan Solo, sumber air permukaan, dan sumber air bawah tanah.
Jumlah pelanggan PDAM Bojonegoro tahun 2021 sebanyak 42.972, naik mencapai 45.146 pada tahun 2022. Per Januari 2023 menjadi 45.226.
Kabag Hubungan Langganan PDAM Bojonegoro, Priambodo menyatakan bahwa banyaknya jumlah pelanggan air bersih menunjukkan tingginya kesadaran masyarakat tentang pentingnya kualitas air bersih yang layak konsumsi.
Rencana tahun ini, PDAM Bojonegoro akan bekerja sama dengan Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat (PD BPR) dalam program Corporate Social Responsibility (CSR) untuk pembiayaan pemasangan sambungan rumah baru (SR) bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Untuk itu, pemerintah melalui Pemkab Bojonegoro mulai membangun Waduk Gongseng yang diharapkan bisa menyediakan ketersediaan air bersih untuk Kecamatan Temayang, Sukosewu, Sugihwaras, dan Kedungadem.
Kesadaran yang tinggi masyarakat Bojonegoro tentang kesadaran menggunakan air bersih perpipaan harus diimbangi oleh kesanggupan PDAM Bojonegoro melakukan pipanisasi untuk menjangkau seluruh masyarakat Bojonegoro, termasuk 12 kecamatan yang belum menikmati akses air bersih.